Harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom mengalami penurunan sebesar 0,37% pada Kamis, 15 Mei 2025. Harga CPO ditetapkan sebesar Rp13.373 per kilogram, turun sekitar Rp49 dari harga penawaran tertinggi sehari sebelumnya, yaitu Rp13.422 per kilogram pada Rabu, 14 Mei 2025. Penurunan ini sejalan dengan pelemahan harga minyak sawit di Bursa Derivatif Malaysia, yang menunjukkan performa lesu dalam perdagangan global. Berikut adalah rincian lengkap pergerakan harga CPO dan faktor-faktor yang memengaruhi pasar sawit pada periode ini.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar Indonesia, dengan CPO menjadi komoditas unggulan yang diperdagangkan di pasar domestik dan internasional. Harga CPO di KPBN Inacom menjadi acuan penting bagi pelaku industri, mulai dari petani hingga perusahaan pengolahan. Penurunan harga kali ini mencerminkan dinamika pasar global, yang dipengaruhi oleh fluktuasi permintaan, pasokan, dan harga komoditas minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Selain itu, sentimen pasar di Bursa Malaysia, salah satu pusat perdagangan sawit terbesar di dunia, turut memengaruhi harga domestik.
Berikut adalah rincian harga CPO di beberapa wilayah perdagangan pada 15 Mei 2025:
Penarikan harga di Belawan dan Teluk Bayur menunjukkan adanya ketidakcocokan antara penawaran dan permintaan di pasar, yang dapat dipengaruhi oleh strategi pedagang atau ekspektasi terhadap pergerakan harga di masa mendatang. Meskipun demikian, harga di Dumai tetap menjadi patokan utama yang mencerminkan kondisi pasar domestik.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan harga CPO pada 15 Mei 2025 meliputi:
Analis pasar memperkirakan bahwa harga CPO akan tetap volatil dalam beberapa minggu ke depan, dengan potensi kenaikan jika permintaan dari pasar ekspor meningkat atau jika ada gangguan pasokan akibat cuaca atau kebijakan perdagangan.
Penurunan harga CPO berdampak langsung pada pelaku industri kelapa sawit, terutama petani kecil yang bergantung pada harga tandan buah segar (TBS). Harga TBS biasanya mengikuti harga CPO, sehingga penurunan ini dapat mengurangi pendapatan petani. Di sisi lain, perusahaan pengolahan yang mengimpor CPO untuk kebutuhan domestik, seperti industri makanan dan kosmetik, dapat memanfaatkan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan margin keuntungan.
Untuk menghadapi volatilitas harga, pelaku industri disarankan untuk:
Pergerakan harga CPO pada 15 Mei 2025 ini menjadi pengingat akan sifat dinamis pasar komoditas global. Pelaku industri, pemerintah, dan petani perlu bekerja sama untuk menjaga daya saing kelapa sawit Indonesia di tengah tantangan pasar. Informasi ini dirangkum berdasarkan laporan resmi dari KPBN Inacom dan dinamika pasar sawit pada Mei 2025.