Jakarta, 1 Mei 2025 – Kementerian Keuangan Republik Indonesia melaporkan bahwa realisasi belanja negara hingga 31 Maret 2025 mencapai Rp620,3 triliun, atau 17,1% dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar Rp3.621,3 triliun. Capaian ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga efisiensi dan efektivitas pengeluaran negara di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis.
Belanja negara yang telah direalisasikan mencakup berbagai sektor strategis, dengan alokasi terbesar pada pelayanan umum sebesar Rp850 triliun (31,5%), diikuti oleh sektor ekonomi Rp748,1 triliun (27,7%), pendidikan Rp285,2 triliun (10,6%), dan perlindungan sosial Rp273 triliun (10,1%). Alokasi ini menunjukkan fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan penguatan jaring pengaman sosial.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi belanja, pemerintah telah membuka blokir anggaran sebesar Rp86,6 triliun untuk mempercepat pelaksanaan program prioritas nasional. Kebijakan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN 2025, yang menekankan pentingnya pengelolaan anggaran yang prudent dan akuntabel.
Dari total pagu belanja negara, sebesar Rp2.701,4 triliun dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat, sementara Rp919,9 triliun dialokasikan untuk transfer ke daerah. Alokasi ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan di tingkat pusat dan daerah secara sinergis, serta memperkuat otonomi daerah dalam mengelola anggaran untuk kesejahteraan masyarakat.
Realisasi belanja kementerian/lembaga (K/L) hingga akhir Maret 2025 menunjukkan kinerja yang positif, dengan fokus pada program-program prioritas seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Pemerintah terus mendorong K/L untuk meningkatkan kualitas belanja melalui efisiensi dan efektivitas, guna mendukung akselerasi transformasi ekonomi nasional.
Ke depan, pemerintah menghadapi tantangan dalam menjaga kesinambungan fiskal di tengah ketidakpastian ekonomi global. Oleh karena itu, strategi kebijakan fiskal akan difokuskan pada penguatan kualitas belanja, optimalisasi pendapatan negara, dan pengelolaan pembiayaan yang prudent. Pemerintah juga akan terus memperkuat sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Realisasi belanja negara sebesar Rp620,3 triliun per Maret 2025 mencerminkan komitmen pemerintah dalam mengelola anggaran secara efisien dan efektif, dengan fokus pada program-program prioritas nasional. Dengan strategi kebijakan fiskal yang adaptif dan responsif, pemerintah optimis dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.