Daftar Negara Termiskin di Dunia 2025, Apakah Indonesia Masuk?

Daftar Negara Termiskin di Dunia 2025, Apakah Indonesia Masuk?

Kemiskinan global tetap menjadi isu krusial yang menjadi perhatian dunia. Berdasarkan data terbaru, beberapa negara masih berjuang dengan tingkat kemiskinan ekstrem yang tinggi, ditentukan oleh standar pendapatan di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $2,15 per hari (sekitar Rp 34.000). Namun, untuk negara berpendapatan menengah ke atas seperti Indonesia, Bank Dunia menggunakan standar $6,85 per hari (sekitar Rp 109.000) untuk mengukur kemiskinan. Lantas, negara mana saja yang masuk dalam daftar negara termiskin di dunia pada 2025, dan apakah Indonesia termasuk di dalamnya? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Republik Sudan Selatan
Republik Sudan Selatan menempati posisi teratas sebagai negara termiskin di dunia. Dengan pendapatan per kapita yang sangat rendah, sekitar $400 per tahun, negara ini menghadapi tantangan besar seperti konflik berkepanjangan, kekurangan infrastruktur, dan ketergantungan pada bantuan internasional. Lebih dari 80% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.

2. Burundi
Burundi, sebuah negara kecil di Afrika Timur, memiliki ekonomi yang sangat bergantung pada pertanian subsisten. Pendapatan per kapita di sini hanya sekitar $220 per tahun. Faktor seperti ketidakstabilan politik dan kurangnya akses ke pendidikan serta layanan kesehatan memperburuk tingkat kemiskinan.

3. Yaman
Konflik berkelanjutan di Yaman telah menghancurkan ekonomi negara ini. Dengan pendapatan per kapita sekitar $700, lebih dari 70% penduduk Yaman hidup dalam kemiskinan ekstrem. Krisis kemanusiaan, termasuk kelaparan dan kurangnya air bersih, membuat Yaman sulit bangkit.

4. Malawi
Malawi, negara agraris di Afrika Tenggara, memiliki pendapatan per kapita sekitar $600. Sekitar 70% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan internasional. Tantangan utama termasuk ketergantungan pada pertanian yang rentan terhadap perubahan iklim dan kurangnya diversifikasi ekonomi.

5. Republik Afrika Tengah
Republik Afrika Tengah menghadapi kemiskinan ekstrem dengan pendapatan per kapita sekitar $500. Konflik internal, kurangnya infrastruktur, dan rendahnya tingkat pendidikan membuat lebih dari 65% penduduknya hidup dalam kondisi miskin.

Apakah Indonesia Masuk Daftar?
Indonesia, sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, tidak termasuk dalam daftar negara termiskin di dunia berdasarkan standar kemiskinan ekstrem ($2,15 per hari). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia berada di angka 9,03%, atau sekitar 25,22 juta orang. Untuk kemiskinan ekstrem, angkanya jauh lebih rendah, yaitu 0,83% atau sekitar 2,3 juta orang. Namun, jika menggunakan standar kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ($6,85 per hari), laporan Bank Dunia menunjukkan bahwa sekitar 60,3% penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis tersebut, menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia untuk persentase penduduk miskin dalam kategori ini. Meski demikian, ini tidak membuat Indonesia masuk dalam daftar negara termiskin, karena daftar tersebut lebih berfokus pada kemiskinan ekstrem.

Faktor Penyebab Kemiskinan Global
Beberapa faktor utama yang menyebabkan kemiskinan di negara-negara termiskin meliputi:

  • Konflik dan Ketidakstabilan Politik: Perang dan ketidakstabilan politik, seperti di Sudan Selatan dan Yaman, menghancurkan infrastruktur dan menghambat pembangunan ekonomi.
  • Ketergantungan pada Pertanian: Negara seperti Burundi dan Malawi bergantung pada pertanian subsisten yang rentan terhadap bencana alam.
  • Kurangnya Akses Pendidikan dan Kesehatan: Rendahnya akses ke layanan dasar memperburuk siklus kemiskinan.
  • Krisis Ekonomi Global: Fluktuasi harga komoditas dan inflasi global memengaruhi negara-negara berkembang.

Upaya Mengatasi Kemiskinan
Untuk mengurangi kemiskinan, baik di tingkat global maupun di Indonesia, diperlukan langkah strategis, seperti:

  • Peningkatan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur dasar, seperti jalan, listrik, dan air bersih, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan akses pendidikan dan pelatihan kerja untuk meningkatkan keterampilan penduduk.
  • Diversifikasi Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada satu sektor, seperti pertanian, untuk menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas.
  • Bantuan Sosial: Program bantuan sosial yang tepat sasaran, seperti yang diterapkan di Indonesia, membantu mengurangi kemiskinan ekstrem.

Meskipun Indonesia masih menghadapi tantangan kemiskinan, kemajuan signifikan telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Program seperti Kartu Prakerja, bantuan sosial, dan investasi di sektor pendidikan serta kesehatan menjadi langkah penting untuk terus menurunkan angka kemiskinan. Bagi masyarakat, memahami konteks kemiskinan global dan lokal dapat mendorong kesadaran untuk mendukung kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.