Film Jurassic World: Rebirth yang akan rilis pada 2 Juli 2025 menghadirkan teror baru dalam waralaba legendaris ini: Distortus Rex, atau yang lebih dikenal dengan nama D-Rex. Dinosaurus mutan ini bukan sekadar monster prasejarah biasa, melainkan hasil eksperimen genetik ekstrem yang melampaui batas imajinasi. Dengan desain mengerikan yang terinspirasi dari karya H.R. Giger dan monster Rancor dari Star Wars, D-Rex menjadi ancaman utama yang menjanjikan ketegangan dan kengerian dalam petualangan terbaru ini. Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang Distortus Rex yang membuatnya begitu istimewa dalam semesta Jurassic.
Pertama, Distortus Rex bukanlah dinosaurus yang terbentuk secara alami melalui evolusi. Makhluk ini adalah produk rekayasa genetika oleh InGen, perusahaan fiktif yang dikenal karena menciptakan dinosaurus di pulau-pulau seperti Isla Nublar dan Isla Sorna. Berbeda dengan Tyrannosaurus Rex atau Spinosaurus, D-Rex dirancang dengan sengaja untuk menjadi lebih besar, lebih kuat, dan jauh lebih menakutkan. Menurut sutradara Gareth Edwards, D-Rex adalah perpaduan antara T-Rex, Rancor, dan Xenomorph dari Alien, menciptakan makhluk dengan enam anggota tubuh, termasuk dua kaki besar dan empat lengan—dua di antaranya menyerupai lengan T-Rex yang kecil, namun memanjang. Desain ini membuatnya tampak seperti monster dari film horor fiksi ilmiah, bukan sekadar dinosaurus biasa.
Kedua, ukuran Distortus Rex benar-benar mengesankan. Berdasarkan informasi dari Empire Magazine, D-Rex memiliki tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan T-Rex biasa, bahkan mungkin melampaui Spinosaurus atau Giganotosaurus. Setiap langkahnya menghasilkan dentuman berat yang mengguncang tanah, mencerminkan dominasi fisiknya di lingkungan tempat ia berada. Dalam trailer film, D-Rex terlihat menyerang dengan keganasan yang belum pernah ada sebelumnya, menjadikannya predator puncak yang sulit diluputkan dari perhatian.
Ketiga, Distortus Rex berasal dari Site C, sebuah pulau rahasia yang digunakan InGen untuk eksperimen awal penciptaan dinosaurus. Tidak seperti Isla Nublar yang menjadi taman wisata atau Isla Sorna sebagai pusat produksi dinosaurus, Site C adalah tempat di mana eksperimen-eksperimen berbahaya dilakukan. Menurut narasi film, D-Rex adalah salah satu dari sekian banyak “prototipe gagal” yang ditinggalkan karena terlalu berbahaya. Namun, entah bagaimana, makhluk ini berhasil bertahan hidup dan berkembang di pulau tersebut, menambah lapisan misteri pada keberadaannya.
Keempat, desain Distortus Rex sengaja dibuat untuk menimbulkan kengerian maksimal. Gareth Edwards menggambarkannya sebagai “T-Rex yang dirancang oleh H.R. Giger, lalu dikawinkan dengan Rancor.” Dengan kulit gelap, postur tubuh yang bungkuk seperti kera besar, dan mulut penuh gigi tajam yang tidak beraturan, D-Rex memiliki kemiripan dengan monster dari film Cloverfield atau makhluk dari serial Primeval. Keunikan lainnya adalah kurangnya mata yang jelas, yang membuatnya semakin menyeramkan karena sulit diprediksi. Desain ini tidak hanya menambah elemen horor, tetapi juga memperkuat kesan bahwa D-Rex adalah hasil eksperimen yang salah secara etis dan biologis.
Kelima, Distortus Rex memiliki peran sentral dalam alur cerita Jurassic World: Rebirth. Film ini mengikuti tim yang dipimpin oleh Zora Bennett (Scarlett Johansson) dan Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey) dalam misi untuk mengumpulkan DNA dari dinosaurus terbesar di Site C. D-Rex, sebagai salah satu makhluk paling mematikan di pulau itu, menjadi ancaman utama bagi tim. Adegan dalam trailer menunjukkan D-Rex menyerang dengan brutal, termasuk momen ketika ia hampir menerkam Duncan Kincaid (Mahershala Ali) dan adegan kilas balik di mana seorang ilmuwan diserang di fasilitas penelitian. Kehadirannya tidak hanya menambah ketegangan, tetapi juga menggarisbawahi tema tentang bahaya manipulasi genetik.
Keenam, D-Rex bukan satu-satunya hibrida dalam film ini. Selain Distortus Rex, Jurassic World: Rebirth juga memperkenalkan Mutadon, kombinasi antara Velociraptor dan pterosaur. Meski Mutadon terdengar menarik, D-Rex tetap menjadi bintang utama karena desain dan kekuatannya yang luar biasa. Keberadaan makhluk-makhluk hibrida ini menunjukkan bahwa InGen telah mendorong batas-batas sains ke arah yang semakin berbahaya, menciptakan monster yang tidak hanya kuat, tetapi juga tidak dapat dikendalikan.
Ketujuh, kemunculan Distortus Rex telah memicu reaksi beragam di kalangan penggemar. Sebagian menyambutnya sebagai inovasi yang menyegarkan dalam waralaba, sementara yang lain merasa bahwa D-Rex terlalu jauh dari konsep dinosaurus klasik. Postingan di platform X menunjukkan antusiasme sekaligus skeptisisme, dengan beberapa penggemar menyebutnya “mutasi gagal” yang menambah dimensi baru, sementara yang lain menganggapnya sebagai “hibrida generik.” Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa D-Rex telah berhasil mencuri perhatian, terutama setelah namanya diumumkan secara resmi melalui Empire Magazine pada Mei 2025. Bahkan mainan D-Rex yang diproduksi oleh Mattel telah menjadi incaran kolektor, menunjukkan daya tarik visual dan naratif makhluk ini.
Secara keseluruhan, Distortus Rex adalah simbol dari ambisi manusia yang berlebihan dalam memanipulasi alam. Dengan desain yang mengerikan, asal-usul yang kelam, dan peran utama dalam cerita, D-Rex siap menghidupkan kembali kengerian dan keajaiban waralaba Jurassic. Film ini, yang disutradarai oleh Gareth Edwards dan ditulis oleh David Koepp, berjanji untuk mengembalikan nuansa epik dan mendebarkan dari Jurassic Park original, sembari memperkenalkan elemen baru yang lebih gelap. Bagi penggemar yang menantikan petualangan penuh aksi dan teror, Distortus Rex adalah alasan untuk tidak melewatkan Jurassic World: Rebirth di bioskop.