Fenomena hujan berlian di planet Uranus dan Neptunus telah lama menjadi misteri yang menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa proses ini tidak hanya terjadi di kedalaman planet, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap medan magnet kedua planet es raksasa tersebut.
Di kedalaman atmosfer Uranus dan Neptunus, tekanan dan suhu ekstrem menyebabkan senyawa karbon seperti metana terurai. Atom karbon yang terbebas kemudian terkompresi menjadi kristal karbon padat, yaitu berlian. Berlian ini kemudian tenggelam ke lapisan yang lebih dalam, menciptakan fenomena "hujan berlian".
Proses ini tidak hanya menghasilkan berlian, tetapi juga menciptakan arus fluida konduktif yang berperan sebagai dinamo, membentuk medan magnet planet. Hal ini menjelaskan mengapa medan magnet Uranus dan Neptunus sangat asimetris dan berbeda dari Bumi.
Penelitian ini dilakukan oleh tim internasional yang dipimpin oleh SLAC National Accelerator Laboratory dan European XFEL, menggunakan eksperimen laboratorium untuk meniru kondisi ekstrem di dalam planet es raksasa. Hasilnya memberikan wawasan baru tentang dinamika internal dan medan magnet planet-planet tersebut.