Pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana asal emas dalam perhiasan atau barang berharga lainnya? Penelitian terbaru yang didukung NASA mengungkap fakta mengejutkan: emas yang ada di Bumi berasal dari peristiwa kosmik luar biasa di alam semesta, tepatnya dari ledakan besar bintang neutron bermagnet tinggi yang disebut magnetar. Studi ini, yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Columbia, menyoroti bagaimana unsur berat seperti emas tercipta melalui proses penangkapan neutron cepat dalam kondisi ekstrem. Artikel ini akan mengupas temuan tersebut, proses pembentukan emas, dan signifikansinya bagi pemahaman kita tentang alam semesta.
Emas, sebagai salah satu logam mulia paling berharga, tidak terbentuk di Bumi seperti mineral pada umumnya. Berbeda dengan unsur ringan seperti hidrogen atau helium yang muncul setelah Big Bang, emas membutuhkan panas dan tekanan luar biasa yang hanya terjadi dalam peristiwa kosmik langka. Penemuan ini tidak hanya menjawab pertanyaan mendasar tentang asal-usul unsur berat, tetapi juga memperluas wawasan kita tentang dinamika alam semesta. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang temuan NASA dan apa artinya bagi ilmu pengetahuan.
Menurut studi yang diterbitkan pada April 2025, para ilmuwan menemukan bahwa emas dan unsur berat lainnya, seperti platinum dan uranium, sebagian besar dihasilkan oleh suar (flare) dari magnetar—bintang neutron dengan medan magnet yang sangat kuat. “Ini adalah pertanyaan fundamental tentang bagaimana materi kompleks terbentuk di alam semesta,” ujar Anirudh Patel, mahasiswa doktoral di Universitas Columbia, New York, dalam siaran pers NASA. Penelitian ini, yang juga melibatkan data dari Badan Antariksa Eropa (ESA), memperkirakan bahwa sekitar 10 persen unsur berat di alam semesta berasal dari suar magnetar raksasa.
Satu ledakan besar dari magnetar dapat menghasilkan unsur berat dengan massa setara 27 kali massa Bulan, menurut laporan Times of India. Proses ini terjadi melalui Rapid Neutron Capture Process (proses r), di mana inti atom menangkap neutron dengan sangat cepat sebelum meluruh menjadi unsur yang lebih berat. “Ini adalah kedua kalinya kami menemukan bukti di mana unsur berat tercipta, setelah sebelumnya dikaitkan dengan tabrakan bintang neutron,” kata Brian Metzger, peneliti senior di Center for Computational Astrophysics dan penasihat Patel. Temuan ini menandai lompatan besar dalam memahami asal-usul emas dan unsur serupa.
Untuk memahami bagaimana emas tercipta, kita perlu melihat ke masa awal alam semesta. Setelah Big Bang, alam semesta hanya berisi hidrogen, helium, dan sedikit lithium. Unsur yang lebih berat, seperti karbon dan besi, terbentuk di inti bintang melalui fusi nuklir. Namun, untuk unsur yang lebih berat dari besi, seperti emas, diperlukan kondisi ekstrem yang tidak ada di bintang biasa. Dua peristiwa kosmik utama diketahui mampu menciptakan kondisi ini:
Penemuan terbaru menunjukkan bahwa suar magnetar memiliki peran signifikan, bahkan mungkin lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, dalam memproduksi emas dan unsur berat lainnya. Unsur-unsur ini kemudian tersebar ke seluruh alam semesta melalui angin kosmik dan akhirnya menjadi bagian dari planet seperti Bumi saat tata surya terbentuk.
Temuan ini memiliki dampak besar bagi ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang astrofisika dan kosmologi. Pertama, penemuan ini memperkuat pemahaman kita tentang proses penangkapan neutron cepat, yang merupakan salah satu mekanisme utama pembentukan unsur berat di alam semesta. Kedua, dengan mengidentifikasi suar magnetar sebagai sumber utama, para ilmuwan kini dapat memperbaiki model pembentukan unsur dan memperkirakan distribusi logam mulia di galaksi.
Selain itu, penemuan ini juga memiliki nilai filosofis. Mengetahui bahwa emas dalam perhiasan kita berasal dari peristiwa kosmik yang terjadi miliaran tahun lalu menambah rasa kagum terhadap alam semesta. “Ini seperti menghubungkan kita dengan sejarah kosmik yang jauh lebih besar dari Bumi,” ujar Patel. Penelitian ini juga membuka peluang untuk studi lebih lanjut, seperti mengamati magnetar lain atau mencari bukti tambahan melalui teleskop canggih.
Meski temuan ini signifikan, para ilmuwan masih menghadapi tantangan dalam memahami proses pembentukan emas secara menyeluruh. Magnetar adalah objek langka, dan suar raksasa yang menghasilkan unsur berat tidak terjadi setiap saat. Untuk memvalidasi temuan ini, peneliti perlu mengumpulkan lebih banyak data dari pengamatan langsung atau simulasi komputer yang canggih. Selain itu, masih ada pertanyaan tentang berapa banyak emas di Bumi yang benar-benar berasal dari magnetar dibandingkan tabrakan bintang neutron.
NASA dan ESA berencana melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan teleskop seperti James Webb Space Telescope untuk mengamati peristiwa kosmik yang relevan. Kolaborasi internasional juga akan diperluas untuk mengintegrasikan data dari observatorium lain, seperti LIGO, yang mendeteksi gelombang gravitasi dari tabrakan bintang neutron. Dengan teknologi yang semakin maju, para ilmuwan optimistis dapat mengungkap lebih banyak misteri tentang asal-usul unsur berat.
Penemuan NASA bahwa emas berasal dari ledakan magnetar adalah tonggak penting dalam memahami asal-usul logam mulia di Bumi. Dari suar kosmik yang dahsyat hingga proses penangkapan neutron cepat, penelitian ini mengungkap sisi menakjubkan dari sejarah alam semesta. Bagi masyarakat awam, temuan ini mengingatkan kita bahwa setiap bongkah emas memiliki kisah epik yang dimulai miliaran tahun lalu di luar angkasa. Dengan langkah penelitian ke depan, kita mungkin akan menemukan lebih banyak rahasia kosmik yang menghubungkan kita dengan alam semesta yang luas.